Jumat, 07 April 2017

Jika Warga Mau Naik Sepeda, Jakarta Bisa Bebas Macet !

Ya! Lantaran dengan cara teori bila tiap-tiap orang yang melancong di ruang dekat, memakai sepeda, jadi itu artinya dianya turut bertindak kurangi kemacetan. 

Kebijakan serta anjuran agar orang kota memperbanyak memakai sepeda telah diserukan oleh nyaris petinggi negara. Dari mulai Jokowi, bahkan juga SBY sempat juga menyerukan agar orang-orang berpindah ke sepeda waktu pergi bekerja. 

Diambil dari republika.co.id 6/9/16, dikabarkan bila Susilo Bambang Yudhoyono, waktu masihlah menjabat sebagai presiden, memohon pada beberapa bupati serta wali kota bikin jalur untuk sepeda sebagai alternatif transportasi beberapa pekerja menuju kantornya. Terkecuali bersih serta ramah lingkungan, bersepeda juga irit dengan cara ekonomi serta menyehatkan beberapa pengayuhnya. 

Bersepeda Di Jakarta

Sepeda bukanlah barang baru di Indonesia. Bahkan juga hingga 1950-an pernah menguasai transportasi di Jakarta, di samping becak. Ke sekolah serta perguruan tinggi orang naik sepeda. Demikian pula beberapa pekerja, ke kantor-kantor pulang pergi bersepeda. 

Di beberapa tempat itu, termasuk juga bioskop serta tempat hiburan, ada parkir spesial untuk sepeda. Maklum, saat itu mobil serta motor yang saat ini jumlahnya seabrek-abrek belum banyak jumlahnya. Jikalau ada, cuma punya beberapa orang tajir (kaya). 

Sepeda pertama nampak di Batavia —sebutan Jakarta saat itu— pada 1890. Pada saat itu, sepeda merk ‘Rover’ yang harga nya 500 gulden jadi kebanggaan mengagumkan untuk beberapa pemiliknya. Pedagang sepeda pertama yaitu seseorang Belanda bernama Gruyter. Tokonya terdapat di Gambir, dekat Monas saat ini. 

Ditempat ini dia mempunyai sebidang tanah lega untuk tempat balapan sepeda untuk beberapa pelanggannya. Pesertanya hanya orang Belanda serta Cina saja. Lantaran merekalah yang dapat membelinya. Pada 1937, di Batavia terdaftar ada 70 ribu sepeda, atau satu sepeda untuk delapan masyarakat. Masyarakat baru sekitaran 600 ribu jiwa. 

Bila saja rakyat Jakarta yang belasan juta banyak bersepeda waktu ke kantor, polusi di Ibu Kota yang telah nyaris kagak ketulungan dapat menyusut. Demikian juga dengan kemacetan jalan raya akibat jumlah mobil serta motor yang bertambah mencolok. Hingga Pemprov DKI Jakarta sekarang ini tak perlu memutar otak mencari jalan keluar mengurai kemacetan yang saban hari semakin akut. 

Jalan keluar dari mulai aplikasi 3 in 1, Electronic Road Pricing (ERP), sampai kebijakan pelat ganjil-genap dinilai belum dapat bikin beberapa pemakai kendaraan pribadi berpaling ke angkutan umum. 

Plus Minus Bersepeda 
Fauzi Bowo, waktu menjabat sebagai gubernur, merespons keinginan SBY dengan cukup baik. Ia menyebutkan bakal buka jalur spesial apabila jumlah yang bersepeda meraih satu juta orang. Di saat kolonial, Belanda telah lebih dulu buka jalur spesial untuk sepeda. 

Bersepeda, menurut Kenneth Cooper, pencetus berolahraga aerobik, begitu menyehatkan. Menurut pengertian yang dipopulerkan oleh Cooper, aerobik yaitu tiap-tiap kesibukan fisik yang bisa meningkatkan jantung serta peredaran darah, termasuk juga dengan bersepeda. 

Menurut Prof dr Dede Kusmana, pakar jantung dari RS Jantung Harapan Kita, dengan bersepeda dengan teratur tidak cuma kesehatan jasmani yang bertambah, namun kandungan lemak darah yang buruk (cholesterol LDL, cholesterol keseluruhan serta trigliserida) yang mengakibatkan penyakit jantung bakal alami penurunan. Demikian sebaliknya, kandungan lemak yang baik bakal bertambah. 

Di saat kolonial, naik sepeda saat malam hari mesti menggunakan lentera. Bersepeda tanpa ada lampu saat malam hari bakal terkena tilang. Dendanya lima gulden, satu jumlah yang cukup untuk makan simpel sepanjang satu bulan. Arti “damai” pada polisi serta ingindara tak ada saat itu. 

Karena sangat banyak orang bersepeda, di kampung-kampung ada bengkel sepeda yang saat ini digantikan bengkel motor. Yang memiliki sepeda setiap th. mesti membayar pajak yang dimaksud peneng. Demikian pula delman atau sado. 

Warga Belanda, apabila bekerja ke Jakarta Kota juga naik sepeda, di samping trem. Mereka biasanya pilih sepeda merk Batavus atau Fongers yang doortrap injak maju dengan rem kaki. Orang pribumi kaya suka pada sepeda merk Raleigh yang aksesori, apabila dienjot berbunyi ‘tik – tik – tik‘. 

Mari Giatkan Selalu Budaya BERSEPEDA!

Jangan lupa simak informasi menarik Tekanan Udara Ideal Ban Sepeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar